Kebakaran Tangki Kilang Pertamina Cilacap Diduga Akibat Sambaran Petir

Kebakaran tangki kilang minyak PT Pertamina (Persero), di Cilacap, Jawa Tengah diduga akibat sambaran petir. Dugaan ini diperkuat sejumlah rekaman CCTV di sekitar lokasi dan keterangan sejumlah saksi.

“Penyidik Polda Jawa Tengah menduga bahwa penyebab kebakaran sesuai keterangan saksi dan dari petunjuk CCTV adalah induksi akibat sambaran petir,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/11).

Ramadhan menyebut terdapat dua rekaman CCTV di sekitar lokasi yang memperlihatkan kilatan cahaya atau petir di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 19.10 WIB.

Kemudian keterangan beberapa orang saksi yang melihat ada sambaran petir saat kebakaran melanda. Menurutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga berpendapat serupa.

“BMKG mengatakan pada hari tersebut ada dua titik petir dengan jarak 45 kilometer dan satu lagi 12 kilometer,” ujarnya.

Meskipun demikian, kata Ramadhan, pihaknya masih terus mendalami penyebab kebakaran tangki kilang minyak itu. Pihaknya masih membutuhkan keterangan ahli untuk mengetahui bagaimana petir dari jarak jauh dapat menimbulkan induksi di sekitar lokasi.

“Tim lapor laboratorium forensik Mabes Polri sudah berada di TKP tentunya untuk melakukan pendalaman. Kami sampaikan juga kejadian tersebut tidak ada korban jiwa,” katanya.

Sebagai informasi, kebakaran melanda tangki 36 T-102 di kilang minyak Pertamina Cilacap Sabtu (13/11) petang. Api sempat padam pada pukul 23.05 WIB, namun api kembali berkobar.

Baru pada Minggu (14/11) pukul 07.45 WIB api berhasil dipadamkan total dan dipastikan aman sekitar pukul 09.15 WIB. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Puluhan warga yang sempat diungsikan juga telah pulang ke rumah masing-masing.

BMKG juga mengungkap dua kali sambaran petir sebelum tangki di kilang minyak Cilacap, kebakaran. Dalam rentang waktu pukul 18.00-19.30 WIB ada dua kali sambaran petir berdasarkan hasil analisis dari alat monitoring kelistrikan udara BMKG di Stasiun Geofisika Banjarnegara.

(mjo/fra)