Geyser enceladus mungkin tidak berasal dari lautan bawah tanah, studi menunjukkan

Saturnus Bulan Enceladus telah menjadi subjek intrik ilmiah karena gumpalan airnya yang besar, yang awalnya diyakini dikaitkan dengan lautan bawah tanah di bawah kerak esnya. Gagasan bahwa lautan ini dapat menopang kehidupan mikroba menjadikannya target utama untuk studi astrobiologis. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa sumber geyser ini mungkin bukan lautan bawah permukaan yang dalam, melainkan lapisan lembek di dalam cangkang es itu sendiri. Temuan ini menantang asumsi sebelumnya tentang kebiasaan Enceladus dan menimbulkan pertanyaan baru tentang mekanisme di balik bulu -bulu bulan.
Teori baru tentang geyser enceladus
Menurut a belajar Diterbitkan dalam Surat Penelitian Geofisika, para peneliti dari Dartmouth College mengusulkan bahwa bulu -bulu yang meletus dari Enceladus mungkin tidak memerlukan patah tulang yang meluas sepenuhnya melalui cangkang es ke lautan bawah tanah. Sebaliknya, mereka menyarankan bahwa lapisan yang sarat dengan garam di dalam es dapat bertindak sebagai sumber uap air dan partikel es yang terlihat di bulu-bulu. Teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa permukaan es bulan mengandung garam, yang menurunkan titik peleburan es, memungkinkannya membentuk keadaan semi-cair di daerah tertentu.
Pemanas geser dan patah tulang di es
Ilmuwan telah menunjuk pada fraktur “garis harimau” di belahan bumi selatan bulan sebagai lokasi utama di mana letusan ini terjadi. Studi ini menunjukkan bahwa gesekan antara lapisan es, yang dikenal sebagai pemanas geser, dapat menghasilkan kehangatan yang cukup untuk mempertahankan keadaan lumpur di dalam cangkang es. Ini akan menciptakan reservoir air asin yang dekat dengan permukaan, memasok bulu -bulu tanpa memerlukan koneksi langsung ke laut dalam.
Gas dan komposisi bulu
Sesuai Laporankomposisi bulu yang diamati oleh NASA Pesawat ruang angkasa Cassini dapat dijelaskan dengan pencairan struktur es yang kaya gas yang disebut clatrates. Formasi ini menjebak hidrogen molekuler, karbon dioksida, dan metana di dalam es. Pencairan parsial dari struktur ini dapat melepaskan hidrogen Sambil mempertahankan gas lain, berpotensi memperhitungkan komposisi kimia yang terdeteksi dalam bulu -bulu.
Investigasi di masa depan
Sementara penelitian ini memberikan penjelasan alternatif untuk geyser enceladus, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana zona rapuh mengisi kembali dirinya dari waktu ke waktu. Para ilmuwan terus menganalisis data Cassini untuk memperbaiki pemahaman mereka tentang proses yang membentuk permukaan es bulan dan potensinya untuk mempertahankan kehidupan.