Bocah 11 Tahun di Kamboja Tewas Akibat Flu Burung, Ayahnya Terinfeksi

Seorang bocah perempuan berusia 11 tahun di Kamboja meninggal dunia pekan ini akibat virus flu burung. Sang ayah belakangan diketahui juga terinfeksi virus yang sama.
Seperti dilansir AFP, Jumat (24/2/2023), bocah perempuan yang tidak disebut namanya itu jatuh sakit sejak 16 Februari lalu dengan gejala demam, batuk, dan radang tenggorokan. Kementerian Kesehatan Kamboja mengumumkan bocah itu meninggal dunia pada Rabu (22/2) waktu setempat akibat virus flu burung H5N1.

Pada Kamis (23/2), otoritas setempat mengumpulkan sampel dari 12 orang yang melakukan kontak dengan bocah itu sebelum dia meninggal.

Hasilnya menunjukkan ayah bocah itu yang berusia 49 tahun menjadi satu-satunya yang dinyatakan positif virus flu burung H5N1, meskipun tanpa gejala.

Para pejabat kesehatan Kamboja kini tengah mencari sumber penularan virus flu burung itu.

Diketahui bahwa beberapa ekor unggas liar ditemukan mati di danau yang ad di dekat desa terpencil yang ditinggali bocah perempuan itu. Virus flu burung biasanya menular dari unggas ke manusia melalui kontak langsung.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kewaspadaan setelah mendeteksi flu burung pada mamalia pada awal bulan ini, namun menekankan bahwa risiko penularan terhadap manusia tergolong rendah.

Penularan terbaru itu merupakan kasus flu burung ke-58 yang tercatat di Kamboja sejak negara itu pertama kali mendeteksi kasus flu burung pada manusia nyaris dua dekade lalu.

Selain Asia, kawasan Eropa dilanda wabah flu burung terburuk sejak akhir tahun 2021, dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan juga mengalami wabah parah.

Puluhan juta unggas peliharaan di seluruh dunia, kebanyakan terinfeksi virus H5N1, telah dimusnahkan. Wabah global juga bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu unggas liar.

Terdeteksinya virus flu burung beberapa waktu terakhir pada sejumlah mamalia, termasuk rubah, berang-berang, cerpelai, singa laut dan bahkan beruang grizzly, telah memicu kekhawatiran bahwa manusia bisa lebih berisiko tertular. Secara global, menurut WHO, lebih dari 450 kasus flu burung fatal tercatat sejak tahun 2003.