Dalam rangka Hari Film Nasional Indonesia pada 30 Maret, Netflix mendukung industri film negara ini dengan menampilkan lebih banyak film lokal. Untuk memperdalam komitmen ini, Netflix berencana mengadakan serangkaian lokakarya sepanjang tahun untuk lebih dari 250 sineas muda, dimulai dengan sesi hari ini tentang produksi film bekerja sama dengan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).
Ruben Hattari, Direktur Kebijakan Publik, SEA, Netflix, mengatakan, “Dalam peringatan Hari Film Nasional tahun ini, Netflix menegaskan kembali komitmennya untuk membuat film Indonesia tersedia secara global di 190 negara dan meningkatkan kualitas film Indonesia dengan berinvestasi pada para pembuat filmnya.”
Dalam konferensi pers hari ini di Jakarta, sejumlah pembuat film terkenal industri berbagi harapan dan visi mereka untuk masa depan sinema Indonesia. Panel tersebut termasuk aktor dan produser Prilly Latuconsina, pendiri JAFF dan sutradara terkenal Ifa Isfansyah, dan produser Taufan Adryan dari Visinema Pictures.
Netflix juga mengumumkan komitmennya untuk melanjutkan perjalanan beberapa film Indonesia yang sebelumnya diputar di bioskop, dengan membuatnya tersedia di platformnya untuk mendapatkan penonton yang lebih luas. Rusli Eddy, Pimpinan Konten Netflix Indonesia, menjelaskan bahwa tahun ini Netflix bertujuan menambahkan lebih dari 50 film Indonesia yang diputar di bioskop ke Netflix. Di antaranya adalah Budi Pekerti, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, dan 13 Bom di Jakarta.
Prilly Latuconsina berkata, “Kemajuan industri film Indonesia sangat terkait dengan sumber daya manusianya. Saya berharap semakin banyak sineas muda yang memiliki kesempatan untuk menciptakan dan menginspirasi agar industri terus berkembang. Selain itu, film Indonesia di Netflix akan menjangkau penonton yang lebih luas, seperti mereka yang melewatkannya di bioskop serta penonton internasional.”
Sementara itu Taufan Adryan mencatat, “Sebagai pencerita, keinginan kami adalah menceritakan kisah kami kepada lebih banyak orang dan berharap bisa berbicara kepada penonton yang lebih luas. Kemitraan dengan Netflix luar biasa karena tidak hanya kami mendapat kesempatan untuk mencapai tempat-tempat di Indonesia yang tidak memiliki bioskop, kami bahkan bisa menjangkau penonton di luar Indonesia.”
Sebagai bagian dari acara hari ini, Netflix dan JAFF menyelenggarakan lokakarya yang tepat berjudul “Apa yang Tidak Dibicarakan Saat Membicarakan Produksi Film”, yang memberi penerangan tentang aspek administratif dan hukum dari produksi film, sebuah area yang sering diabaikan dalam kurikulum pendidikan film tradisional.
Diikuti oleh sekelompok 60 produser dan tim produksi muda yang berbakat, lokakarya ini membahas berbagai topik penting. Mulai dari kolaborasi pihak ketiga dan lisensi musik hingga perencanaan keuangan dan kontrak hukum, sesi ini merupakan penyelaman mendalam ke dalam inti produksi film.