Larangan TikTok di Balik Kebakaran Dilakukan di Mal dengan Kantor Anggota Kongres, Kata Polisi

Seorang pria ditangkap sehubungan dengan kebakaran yang terjadi pada Minggu pagi sebagai tanggapan atas “pembicaraan baru-baru ini” yang melarang aplikasi video populer TikTok, kata pihak berwenang. Kebakaran terjadi di mal yang mencakup kantor distrik anggota kongres Wisconsin yang mengkritik aplikasi tersebut.
Pria berusia 19 tahun, yang tidak disebutkan namanya, ditangkap setelah ditemukan di dekat mal Fond du Lac, Wis., yang menampung kantor anggota kongres, Perwakilan AS Glenn Grothman, seorang Republikan, dan departemen kepolisian kota. mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Tidak ada yang terluka dan mal itu kosong ketika petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran merespons sekitar jam 1 pagi, kata polisi.
Pria itu ditahan di Penjara Kabupaten Fond du Lac dan tuduhan pembakaran sedang dilimpahkan ke jaksa, menurut polisi.
Kebakaran tersebut masih dalam penyelidikan. Bagian luar bangunan mengalami kerusakan sedang dan bagian dalam mengalami kerusakan ringan. menurut Departemen Pemadam Kebakaran Fond du Lac. Fond du Lac, kota berpenduduk lebih dari 44.000 jiwa, terletak sekitar 110 mil sebelah utara Milwaukee.
Pria tersebut mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia menyalakan api “sebagai tanggapan terhadap pembicaraan baru-baru ini mengenai larangan TikTok,” kata polisi.
Mulai Sabtu malam, TikTok, aplikasi video pendek milik perusahaan Tiongkok ByteDance, tidak tersedia di Amerika Serikat karena undang-undang baru yang melarang aplikasi perusahaan tersebut di Amerika Serikat.
Perwakilan pers Grothman tidak segera menanggapi pertanyaan pada hari Minggu tentang kebakaran tersebut. Grothman adalah salah satu dari banyak pejabat publik yang menyatakan keprihatinannya terhadap TikTok.
Dia sebelumnya mengatakan dalam a penyataan bahwa aplikasi tersebut “menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan nasional karena data jutaan orang Amerika dibiarkan terekspos ke Komunis Tiongkok,” dan menambahkan bahwa perusahaan induk aplikasi tersebut “memiliki alat penipuan untuk menggali informasi pribadi yang sensitif, termasuk penjelajahan internet.”
Mahkamah Agung mengatakan bahwa kekhawatiran pemerintah terhadap keamanan nasional terhadap aplikasi tersebut melampaui kekhawatiran kebebasan berpendapat terkait penutupan aplikasi tersebut, yang digunakan oleh sekitar 170 juta pengguna AS setiap bulannya.
TikTok mengatakan di media sosial pada hari Minggu bahwa mereka “dalam proses memulihkan layanan” setelah Trump berjanji bahwa tidak ada seorang pun yang akan menghadapi sanksi finansial karena menjadi tuan rumah TikTok sementara layanan tersebut mencoba menemukan cara untuk mematuhi hukum.