DeepSeek mengalahkan ChatGPT di puncak tangga lagu aplikasi iPhone: Apa yang membuatnya berbeda
![DeepSeek mengalahkan ChatGPT di puncak tangga lagu aplikasi iPhone: Apa yang membuatnya berbeda DeepSeek mengalahkan ChatGPT di puncak tangga lagu aplikasi iPhone: Apa yang membuatnya berbeda](https://i0.wp.com/images.hindustantimes.com/tech/img/2025/01/27/1600x900/Deepseek_1737967024682_1737967032422.png?w=780&resize=780,470&ssl=1)
DeepSeek, aplikasi AI seluler yang dikembangkan oleh tim Tiongkok, telah melampaui ChatGPT OpenAI untuk mengklaim tempat nomor satu di tangga lagu aplikasi gratis iPhone di Tiongkok dan Amerika Serikat. Pencapaian ini terjadi tak lama setelah peluncuran “model penalaran” DeepSeek yang inovatif, DeepSeek R1, yang memungkinkan aplikasi mengatasi masalah logika dan matematika yang kompleks dengan mudah. Terobosan ini terjadi pada saat yang penting bagi industri AI, dengan DeepSeek memposisikan dirinya sebagai pesaing tangguh bagi raksasa mapan seperti OpenAI.
Model DeepSeek R1: Pengubah Permainan
Salah satu fitur utama dari kebangkitan DeepSeek adalah mode “DeepThink (R1)”, yang menampilkan “proses berpikir” aplikasi sebelum menghasilkan respons. Transparansi ini memungkinkan pengguna untuk mengikuti alasan aplikasi, sehingga sangat berguna untuk pemecahan masalah yang rumit. Menurut situs resmi DeepSeek, kinerja model R1 sebanding dengan GPT-4 OpenAI, tetapi dengan biaya yang lebih murah—kira-kira sepertiga dari biaya operasional OpenAI.
Untuk masyarakat umum, aplikasi dan chatbot webnya tetap bebas digunakan, dengan hanya panggilan API untuk pengembang yang memerlukan pembayaran. DeepSeek juga menyediakan model ukuran penuhnya untuk diunduh gratis, memungkinkan pengguna dengan perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankannya secara lokal. Bagi mereka yang perangkatnya kurang bertenaga, tersedia versi yang diperkecil dan dioptimalkan untuk segala hal mulai dari laptop ultra-tipis hingga PC gaming berperforma tinggi.
Pendekatan Sumber Terbuka dan Reaksi Industri
Selain membuat modelnya dapat diakses secara bebas, DeepSeek telah menerbitkan makalah penelitian yang merinci pengembangan model R1, sehingga pengembang lain dapat mereplikasi proses tersebut dengan data pelatihan mereka sendiri.
Peluncuran model R1 telah menarik banyak perhatian dalam komunitas AI. Marc Andreessen, pemodal ventura dan salah satu pendiri Netscape, memuji terobosan ini sebagai “salah satu terobosan paling menakjubkan dan mengesankan” yang pernah dilihatnya, dan menyebutnya sebagai “hadiah yang sangat besar bagi dunia.”
Tokoh lain di bidang AI, termasuk CEO Perplexity Aravind Srinivas dan Jim Fan dari Nvidia, memuji pendekatan sumber terbuka DeepSeek, dengan menyatakan bahwa pendekatan ini memberdayakan komunitas AI yang lebih luas dan menjunjung tinggi nilai-nilai penelitian terbuka.
Yann LeCun dari Meta, bagaimanapun, memperingatkan bahwa keberhasilan DeepSeek tidak boleh dilihat sebagai bukti bahwa Tiongkok melampaui AS dalam bidang AI, melainkan sebagai contoh model sumber terbuka yang melampaui sistem kepemilikan.
Inovasi AI Tiongkok: Pergeseran Perspektif
Keberhasilan DeepSeek juga menggarisbawahi perubahan yang lebih besar dalam peran Tiongkok dalam pengembangan AI global. Dalam wawancara pada bulan Juli 2024 dengan 36kr.com, CEO DeepSeek Liang Wenfeng berpendapat bahwa Tiongkok bergerak melampaui stereotip yang hanya mengadaptasi inovasi AS. Ketika perekonomian Tiongkok bertumbuh, katanya, negara tersebut siap menjadi pemimpin global dalam inovasi dibandingkan bergantung pada karya pihak lain.
Liang menekankan bahwa pengembangan model DeepSeek sebelumnya, termasuk V2, sepenuhnya didorong oleh talenta lokal, tanpa keterlibatan Tiongkok di luar negeri. “Mungkin 50 talenta terbaik di bidang ini tidak berada di Tiongkok,” kata Liang. Tapi kita bisa mengolahnya sendiri.
Ketika DeepSeek terus membuat terobosan baru dalam AI, tampaknya perusahaan ini berada di jalur yang tepat untuk menantang status quo, seiring dengan semakin menonjolnya peran Tiongkok dalam lanskap AI global.