Teleskop setelan jas Aditya-L1 menangkap kernel suar matahari pertama, mengungkapkan aktivitas matahari yang tidak terlihat

Observatorium matahari berbasis ruang India, Aditya-L1, telah mencatat fenomena suar surya yang belum pernah dilihat sebelumnya, menandai langkah besar dalam penelitian surya. Teleskop pencitraan ultra-violet matahari (setelan) di atas pesawat ruang angkasa menangkap gambar ‘kernel’ suar surya di atmosfer matahari yang lebih rendah. Pengamatan dilakukan dalam spektrum ultra-violet (NUV) yang dekat, mengungkapkan wawasan penting tentang aktivitas matahari dan efek potensial di Bumi. Misi, diluncurkan oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada 2 September 2023, terus memberikan data ilmiah yang signifikan.
Temuan dari penelitian ini
Menurut riset Diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters, instrumen gugatan mengamati suar surya kelas X6.3 pada 22 Februari 2024. Intensitas suar, diklasifikasikan di antara letusan matahari yang paling kuat, dipelajari dalam rentang panjang gelombang NUV (200-400 nm) untuk pertama kalinya dengan rinci tersebut. Data yang direkam menunjukkan bahwa energi dari suar menyebar melalui berbagai lapisan atmosfer, memperkuat teori tentang dinamika matahari sambil menawarkan wawasan baru tentang perilaku plasma.
Bagaimana Aditya-L1 mengamati suar surya
Posisi Aditya-L1 pada awalnya Earth-Sun Lagrange Point (L1), terletak 1,5 juta kilometer dari Bumi, memungkinkan pengamatan matahari yang tidak terputus. Payload gugatan, dikembangkan oleh pusat antar universitas untuk Astronomi dan astrofisika (IUCAA) bekerja sama dengan ISRO, dapat menangkap gambar resolusi tinggi dalam 11 pita NUV yang berbeda. Instrumen onboard lainnya, termasuk spektrometer sinar-X energi rendah (SOLEXS) dan energi tinggi L1 Energy yang mengorbit spektrometer sinar-X (HEL1OS), monitor emisi sinar-X surya, memungkinkan analisis komprehensif aktivitas suar.
Implikasi ilmiah utama
Itu Pengamatan mengkonfirmasi bahwa pencerahan terdeteksi di Solar Bawah suasana Selama suar berkorelasi dengan peningkatan suhu plasma di korona matahari. Temuan ini memvalidasi teori suar surya yang ada sambil menyajikan data baru yang dapat memperbaiki pemahaman fisika matahari. Para ilmuwan percaya ini dapat meningkatkan prediksi cuaca ruang angkasa, yang memengaruhi komunikasi satelit dan medan magnet Bumi.
Prospek Aditya-L1 di masa depan
Dengan instrumentasi canggihnya sepenuhnya operasional, Aditya-L1 diharapkan untuk membentuk kembali penelitian fisika matahari. Data dari misi ini diantisipasi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap studi global tentang perilaku matahari, membantu dalam pemahaman yang lebih dalam tentang dampak matahari pada ruang dan lingkungan Bumi.