PT Pupuk Indonesia (Persero) terus berupaya meningkatkan ketersediaan pupuk di tingkat petani, dalam hal ini pupuk non-subsidi atau komersil. Salah satu upayanya adalah dengan membuka kios pupuk komersil dengan target pengembangan 1.000 kios yang dimulai pada tahun ini hingga 2023 mendatang.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan penambahan kios pupuk komersil di daerah akan memperluas jangkauan pasar, mendekatkan diri kepada petani, sekaligus menjadi sarana edukasi dan informasi tentang manfaat pupuk.
“Kios pupuk non subsidi atau komersil ini bisa dimanfaatkan para petani untuk memenuhi kebutuhan pupuknya. Prinsipnya Pupuk Indonesia ini dulu selalu menumpang di kios-kios orang lain untuk jualan pupuk komersial, kami sekarang nggak ingin begitu, karena kita ingin kuasai jalur distribusi dari pabrik sampai kios. Jadi petani bisa akses kios yang barang atau produknya dari Pupuk Indonesia,” ungkap Bakir dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).
Bakir menjelaskan target pengembangan 1.000 kios pupuk komersil ini merupakan cara pihaknya menjawab kesulitan yang dirasakan petani dalam menjangkau pupuk komersil milik Pupuk Indonesia.
Hal ini membuat pihaknya merasa perlu memperluas jaringan kios atau outlet yang khusus menjual pupuk komersial atau non subsidi. Apalagi saat ini anggaran pupuk bersubsidi terbatas, berdasarkan Kepmentan Nomor 5 Tahun 2022 pemerintah menetapkan kuota pupuk bersubsidi sekitar 8,04 juta ton.
Bakir menilai kios pupuk non subsidi atau komersil Pupuk Indonesia ini akan hadir di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia, terutama sentra pertanian. Adapun salah satu kios pupuk komersil yang sudah siap beroperasi berada di Desa Canggu, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Selain di Desa Canggu, Bali, kios pupuk komersil serupa juga telah beroperasi di Kabupaten Buleleng. Serta ada lima mitra lain di Provinsi Bali yang telah mengajukan pembukaan kios pupuk komersil ini yang tersebar di Kabupaten Tabanan, Bangli, dan Buleleng.
Bakir berharap cara ini bisa bantu memenuhi kebutuhan pupuk petani. Ia pun menambahkan pengoperasian kios pupuk non subsidi ini telah mendapat dukungan dari Menteri BUMN Erick Thohir selaku pemegang saham dan para stakeholder.
“Artinya program komersial memudahkan petani, karena banyak keluhan petani dan kita sadari anggaran subsidi terbatas sehingga kita harus penuhi kekurangan pupuk subsidi di masyarakat dengan komersial atau non subsidi,” terang Bakir.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal menyebutkan pengembangan 1.000 kios pupuk komersil ini dilakukan Pupuk Indonesia dengan skema kemitraan dealer owned dealer operated (DODO). Skema ini ditawarkan kepada perorangan maupun badan usaha yang memiliki kelengkapan izin usaha penjualan retail.
Ia mengatakan kios pupuk komersil Pupuk Indonesia ini dapat memberikan jaminan yang menjadi keuntungan atau nilai tambah bagi para mitra. Mulai dari keaslian produk pupuk, jaminan kualitas produk, dan jaminan ketersediaan pupuk.
Adapun syarat untuk menjadi mitra kios pupuk komersil Pupuk Indonesia antara lain Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 21 tahun ke atas, memiliki KTP dan NPWP, berbentuk badan usaha atau perorangan, memiliki nomor induk berusaha (NIB), luas bangunan yang memadai, sampai pada permodalan atau finansial yang baik.
“Selain itu, lokasi kios juga harus strategis dan berpotensi memiliki permintaan pupuk yang tinggi,” pungkas Gusrizal.
Sebagai informasi, Bakir beserta rombongan mengunjungi UD Tani Mandiri, salah satu kios pupuk komersil di Desa Canggu, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kunjungan yang berlangsung Selasa (18/10) ini bersamaan dengan agenda SOE International Conference yang diikuti PT Pupuk Indonesia bersama BUMN lainnya di Bali Nusa Dua Convention Center.